Home Nasional Otonomi Politik Ekonomi Hukrim Sport LifeStyle Metropolis Pendidikan Internasional Indeks
 
Nasionalisme Vaksin, Ironi di Masa Pandemi
Selasa, 13-04-2021 - 18:34:48 WIB
TERKAIT:
   
 

GardaTerkini.com, Jakarta-


Vaksin corona saat ini menjadi barang yang dibutuhkan di seluruh dunia. Namun, sejumlah negara mapan malah seolah enggan berbagi vaksin.


Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) jauh-jauh hari sudah memperingatkan supaya dalam masa pandemi tidak terjadi kesenjangan dan diskriminasi vaksin virus corona (Covid-19). Mereka mengistilahkan hal itu dengan sebutan nasionalisme vaksin.
Nasionalisme vaksin adalah kondisi ketika suatu negara ingin mengamankan stok vaksin demi kepentingan warganya negaranya sendiri.


Bak kompetisi, negara-negara besar seperti Rusia, China, Inggris, Australia berlomba-lomba menemukan vaksin virus corona di masa pandemi. Hal ini pun memicu kekhawatiran akan "Nasionalisme Vaksin", yang disebut justru akan memperburuk situasi pandemi Covid-19.


Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, meminta seluruh negara menjaga pemerataan vaksin corona di masa pandemi.


Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, kapasitas produksi vaksin harus digandakan karena kebutuhan, tetapi tidak boleh dikuasai pihak tertentu.


"Ini berarti tidak boleh ada restriksi terhadap produksi dan distribusi vaksin," kata Retno.


Retno juga mengusulkan Indonesia menjadi atau pusat produksi vaksin Covid-19 di Asia Tenggara.


Usulan itu disampaikan Retno saat negara-negara produsen vaksin menerapkan pembatasan dan larangan ekspor dengan alasan memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pembatasan itu berpengaruh terhadap laju rantai pasok penyedia vaksin bagi dunia.


Lembaga Covid-19 Vaccines Global Access (COVAX) yang mengkampanyekan kesetaraan akses vaksin Covid-19 secara global, juga kekurangan dosis vaksin.


Saat ini mitra COVAX, termasuk WHO, Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi, dan Gavi, Aliansi Vaksin - sedang menjalankan sejumlah strategi untuk mengejar pemerataan vaksin sekaligus mempercepat produksi dan pasokan vaksin.


Mereka terus mencari sumbangan dari negara-negara yang kelebihan pasokan vaksin. Hal Itu dilakukan untuk mengurai benang kusut pandemi virus flu jenis baru yang telah menewaskan hampir tiga juta orang di seluruh dunia.


Ketimpangan ketersediaan vaksin Covid-19 menjadi masalah serius. WHO mencatat 87 persen distribusi vaksin Covid-19 dikuasai negara-negara kaya.


Namun, hanya negara-negara dengan pendapatan domestik bruto (PDB) tinggi-menengah berada di urutan teratas daftar penerima vaksin.


Artinya, satu dari empat orang di negara menengah hingga kaya dipastikan mendapat vaksin. Sementara di negara miskin hanya satu dari 500 orang yang menjalani vaksinasi Covid-19.


Sampai saat ini memang tidak ada paksaan atau ganjaran apapun bagi negara-negara yang menumpuk vaksin atau menyerobot daftar antrean. Yang ada hanya beban moral karena mereka enggan berbagi dengan negara berkembang atau miskin.


"Kebijakan apapun yang menghalangi untuk mendapatkan vaksin maka akan menyulitkan kita mengendalikan pandemi atau mencegah kemunculan varian mutasi virus," kata Penasihat Senior untuk Dirjen WHO, Bruce Aylward seperti dikutip dari Anadolu Agency.


Sementara itu, menurut Direktur Eksekutif Yayasan Asia-Selandia Baru, Simon Draper, sebagian negara terlihat memanfaatkan vaksin sebagai alat diplomasi untuk mempengaruhi negara lain. Apalagi setiap pemerintah di masa pandemi dituntut bergerak cepat untuk melindungi rakyat.


Maka tidak heran semua negara berlomba-lomba mendapatkan vaksin sesuai kebutuhan warga negara.


"Ironi yang terlihat adalah Covid-19 mengajarkan kita banyak hal, salah satunya tentang bagaimana kita satu sama lain saling membutuhkan di dunia. Dan hal itu juga memperlihatkan sisi keuntungan dan kerugian. Negara-negara yang memilih bersikap mendahulukan kepentingan masing-masing memang bisa dipahami secara politik, tetapi tidak akan dikenang baik dalam sejarah," kata Simon seperti dikutip stuff.co.nz.


"Menjadi saling terkait satu sama lain tidak hanya membuat kita harus melindungi wilayah, tetapi juga membawa inovasi, teknologi, permintaan, pasokan, rasa ingin tahu serta saling memahami," lanjut Simon.


Walau pada Januari WHO menyatakan akses mendapat vaksin sangat terbuka, tetapi sejumlah negara dan produsen mengutamakan kesepakatan bilateral, menaikkan harga hingga menyerobot antrean.


"Walau vaksin membawa harapan, hal itu tetap memperlihatkan ketimpangan antara negara kaya dan miskin," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.


Kesenjangan itu membuat mereka mendesak perusahaan farmasi untuk berbagi teknologi dan kekayaan intelektual dengan WHO. Mereka juga meminta seluruh pemerintah di dunia untuk berkomitmen mengirimkan vaksin Covid-19 ke negara miskin demi menutup kesenjangan ekonomi antarnegara, jika ingin bersama-sama keluar dari krisis virus corona. (JUP)


CNN INDONESIA




 
Berita Lainnya :
  • Proyek Air Bersih & Pemulihan Jalan Senilai Rp.19 Miliar, Diduga Kadis PUPR Sekongkol Pada Rekanan
  • Jelang Idul Fitri 2024 Pemda Malteng Gelar Gerakan Pangan Murah
  • Suasana Idul Fitri 2024 di Kediaman Aipda Suharyanto, Personel Polsek Lubuk Dalam Halal Bihalal
  • Wakil Bupati Siak Husni Hadiri Halal Bihalal & Haul Yamani Ke-7 Besama Majelis Preman Langit
  • Dambaan Jilid ke 2 Kembali Daftarkan Diri
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
    + Indeks Berita +
    01 Proyek Air Bersih & Pemulihan Jalan Senilai Rp.19 Miliar, Diduga Kadis PUPR Sekongkol Pada Rekanan
    02 Jelang Idul Fitri 2024 Pemda Malteng Gelar Gerakan Pangan Murah
    03 Suasana Idul Fitri 2024 di Kediaman Aipda Suharyanto, Personel Polsek Lubuk Dalam Halal Bihalal
    04 Wakil Bupati Siak Husni Hadiri Halal Bihalal & Haul Yamani Ke-7 Besama Majelis Preman Langit
    05 Dambaan Jilid ke 2 Kembali Daftarkan Diri
    06 Pemkab Sergai Bersama Ombudsman RI Gelar Rapat Persiapan Penilaian Penyelenggaraan
    07 Siak Pukau Penonton di Panggung Utama MTQ Riau, Pawai Ta'aruf Aksi Teaterikal DKS
    08 Ragam Aksi Rombongan Pawai Pemkab Rohul Yang Ditunggu Masyarakat Dumai Dalam Pawai Taaruf MTQ
    09 Ersangkut Ambil Formulir Balon Bupati Muara Enim Di Partai PAN
    10 Rancangan Kerja Tahun 2025, Bupati Siak : Harus Menaikan Indek Kesejahteraan Masyarakat
    11 Ersangkut Putra Asli Benakat Ambil Formulir Daftar Calon Bupati Muara Enim di Partai Golkar & PDIP
    12 Diduga Penyalahgunaan Narkotika, Polres Siak Amankan Dua Orang Pelaku Suami Istri
    13 Kapolsek Tualang Bersama-Sama Jaga Kondusifitas, Halal Bihalal Dengan Todat Tomas
    14 Pemkab Bengkalis Melalui PUPR Terus Pacu Percepatan Pembangunan Jembatan Bukit Batu
    15 Antisipasi Lonjakan Arus Lebaran, Dishub Bengkalis Maksimalkan Pelayanan di Pelabuhan RoRo
    16 Usai Libur Idul Fitri 1445 H, Pimpin Apel Perdana Ini Pesan Bupati Alfedri
    17 Lembaga INPEST, Laporkan Dugaan Nepotisme GM Pelindo Tembilahan Area Rengat
    18 Bupati Kasmarni Gelar Open House di Wisma Daerah Sri Mahkota Bengkalis
    19 Proyek PHR Membahayakan Masyarakat, Dankoti DPD Khusus LLMB Tuah Sakti Temukan Galian Lobang
    20 Ribuan Warga Ikuti Malam Takbir Idul Fitri 1445 H, Yang Dilepas Oleh Camat Riki Rihadi
    21 Bupati Siak Alfedri, Melaksanakan Salat Idul Fitri Berjamaah Dengan Masyarakat
    22 Kasmarni Ucap Selamat Mudik Lebaran, Melakukan Peninjauan Posko di Pelabuhan Bandar Sri Laksamana
     
     
     
    Galeri Foto | Advertorial | Indeks Berita
    Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media Siber | Tentang Kami | Info Iklan
    © GardaTerkini.com | Media Online | Bertindak demi Kebenaran