Sosok Andre Doloksaribu, Bangun Komunitas Belajar Gratis Hingga Ingin Bercita-cita Jadi Presiden
Kamis, 25-05-2023 - 11:21:55 WIB
GardaTerkini.com, Sumut - Andre Tubercardo Doloksaribu, nama yang masih terdengar asing di telinga masyarakat Indonesia . Namun, ia sangat dikenal oleh anak-anak pinggiran sungai, Lingkungan Starban, Gg. Bilal, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan atas dedikasinya dalam membantu meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak melalui program "Sikkola Rakyat" Indonesia.
Dikutip dari buku profil Sikkola Rakyat Indonesia,kamis,24-05-2023 Sikkola Rakyat menjadi jawaban atas kurang optimalnya kualitas pendidikan di Indonesia, jumlah buta huruf, kemiskinan, krisis kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan kesenjangan sosial yang ada.
Sikkola Rakyat Indonesia berdiri atas dasar hati nurani dan rasa empati yang mendalam, dikala anak-anak yang seharusnya mendapatkan pendidikan yang layak, namun berbeda dengan kondisi anak-anak di daerah Starban. Mayoritas masyarakat ditempat ini adalah masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan. Sehingga, sangat berdampak pada anak-anak yang terpaksa putus sekolah dan memilih membantu kedua orangtuanya.
Berdiri pada tanggal 22 juni 2022 yang lalu, kini usia Sikkola Rakyat Indonesia hampir menginjak 2 tahun pengabdian pada masyarakat Starban. Ada begitu banyak perubahan yang dialami oleh anak-anak Starban, mereka mulai bisa membaca, menulis dan berhitung yang merupakan faktor terpenting dalam memahami dunia pendidikan. Anak-anak di Sikkola Rakyat Indonesia pun tidak hanya dari usia SD saja, namun ada juga anak usia SMP yang belajar disana.
Andre Doloksaribu, selaku founder dari Sikkola Rakyat Indonesia menceritakan bahwa awal dari rumah belajar Sikkola Rakyat Indonesia adalah bekas kandang ayam milik warga setempat. Setelah beberapa bulan, warga merasa iba dan membuka rumah mereka untuk dijadikan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar (KBM). Dalam hal pendanaan, Ia mengaku bahwa selama ini pendanaan untuk operasional Sikkola Rakyat hanya mengandalkan iuran dari setiap para Volunteer secara sukarela dan ada sesekali donatur yang berbagi kepada mereka.
Tercatat saat ini ada sekitar 25 anak didik, 3 rumah belajar milik warga, dan didukung oleh 50 tenaga pengajar (Volunteer). Berbagai mata pelajaran diajarkan di komunitas belajar ini seperti matematika, bahasa Inggris, bahasa Indonesia, Norma dan Kreativitas.
Mahasiswa yang masih berusia 20 tahun ini pun bercita-cita ingin menjadi presiden, karena menurutnya masih banyak yang harus dibenahi dalam sistem pemerintahan khususnya pada kesenjangan pendidikan yang menjadi permasalahan setiap tahunnya.
Ia pun berharap, semoga Sikkola Rakyat Indonesia tetap berdiri dan bahkan bisa mengembangkan sayapnya untuk menjangkau anak-anak yang putus sekolah, ketertinggalan pendidikan dan keterbatasan sosial lainnya di seluruh Indonesia. Sehingga, tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah karena faktor ekonomi.
Sumber : mahasiswa usu
Komentar Anda :